Killing Party

tempat saya membackup ide dalam kepala

Saturday, July 12, 2014

Filsafat uang

 Saya saat ini, di umur saya yang 35tahun, saya dalam masa prime time saya, masa2 titik tertinggi produktif. Saya memiliki set mental bekerja menukarkan skill, antusiasme, dan waktu yang saya miliki untuk dijadikan uang. Pada prinsipnya, ada beberapa keuntungan idealisme saya tersalurkan saat saya bekerja: menelurkan karya kepada society, dan sebagai penghidupan dalam hasil baliknya.

UANG
profesionalitas saya membutuhkan saya untuk bisa menilai value diri saya dan value waktu yang saya miliki yang dapat society pakai dalam kurs mata uang. uang sendiri saat ini saya butuhkan untuk makan, plesir, membeli kesenangan, dan memberikan bekal untuk diri saya sendiri di masa depan. itu adalah set uang yang saya miliki dilihat dari pemuasan individu saya. sisi lain yang menurut saya di atas itu adalah, uang yang saya dapatkan menjadi berguna buat society. saat ini secara langsung.

society yang akan menilai tinggi uang saya yang tidak seberapa menurut saya adalah society ekonomi lemah. mereka akan menilai uang katakanlah 50.000 akan lebih bernilai daripada orang dengan kelas sosial ekonomi di atasnya. kembali kepada set uang pemuasan individu saya yang saya sebut di atas. makan, plesir dan membeli kesenangan saya relatif tidak membutuhkan uang yang sangat banyak.

makan saya secara kebiasaan tidak terlalu picky. saya cuma butuh makan yang bervariasi. bahkan saya memilih makan di kelas warteg daripada di resto. jadi, untuk makan tidak terlalu merepotkan bagi saya. plesir saya bergaya 'riding berkeliling motor/sepeda, main ke pantai dan saya sudah cukup puas'. membeli kesenangan hubungannya dengan barang, saya mengembangkan sifat 'sebisa mungkin memiliki barang sesedikit mungkin'. saya suka gadget, dan saya mengembangkan cara bermain di dunia tentang barang yang ingin saya miliki sebagai berikut: biarkan orang yang membayarkan barang untuk yang saya mau. contohnya begini. saat saya melihat 1 gadget yang saya inginkan, gopro misalnya. saya selalu berpikir apakah saya bisa mencari gopro yang murah yang saya bisa borong katakanlah 10buah, dengan harga jual dimana margin yang saya dapat untuk menjual 9 buah barang kepada orang lain akan cukup untuk saya memiliki barang yang kesepuluh untuk saya sendiri. tanpa saya keluar uang. itu kenapa beberapa barang yang saya suka saya tampilkan di lapak saya di kaskus, bukalapak, dan web pribadi saya. ketika orang-orang sudah 'membayari' untuk 1 barang yang saya inginkan, saya udahan jualan. jualan bagi saya kebanyakan berakhir seperti itu, hanya untuk sekedar saya juga memiliki tanpa saya keluar uang pribadi saya (berbagi, dan memiliki secara free).

bekal ke diri saya sendiri, saya sudah membuka 2 rekening investasi yang hitungannya pas untuk waktu pensiun saya. di perjalanan, investasi ini akan saya top-up beberapa kali dan that's it. tentang bekal ke diri saya sendiri (saat saya berbicara ke diri sendiri, saya berpikir ini satu paket dengan istri. tapi hal ini yang saya akan kupas lebih lanjut di penjelasan berikutnya) yang masih kurang adalah rumah/papan. 10 tahun ke depan, saya rasa saya akan bisa memiliki rumah, insya allah. tentang rumah saya hanya masih belum memutuskan tentang 'lokasi' nya. akhirnya, uang kita akan terlihat masih bersisa dengan gaya hidup saya yang seperti ini.

IDEALISME HIDUP: BERBAGI KEBAHAGIAAN DAN MEMBERI VALUE KEPADA SOCIETY
saya bercita-cita suatu saat menjadi guru. guru di pedalaman. tapi saya mencoba realistis tentang uang yang bisa dihasilkan dari menjadi guru, tidak sebesar uang yang sekarang saya hasilkan. saat ini idealisme yang bisa saya lakukan adalah membagi kebahagiaan dengan uang yang saya miliki. sayangnya, idealisme kita kadang terlihat naif untuk orang-orang. orang terdekat bahkan tidak cocok dengan idealisme ini. rumah tangga sering ada cerita cekcok karena uang. sayapun cekcok karena sifat saya tidak terlalu peduli dengan uang. saya suka kehidupan profesional dengan cerita 'gajinya lebih tinggi, kerrjaaannya lebih susah, waktunya lebih padat' itu seperti berkompetisi yang benar-benar bikin saya excited. tapi seringkali saat tenggelam dengan kompetisi tersebut, mengecek 'sudah berapa uang yang saya hasilkan', sudah berapa waktu yang saya convert jadi uang, sudah berapa peras otak yang worth jadi uang, saya kepikiran saya sudah menjadi budak uang. dimana saya kembali berpikir ke dasar: untuk apa uang ini bagi saya?

RUMAH 
ada gaya hidup yang saya bisa kembangkan tentang rumah: saya menyewa tanah jangka panjang (20-30 atau bahkan 40tahun) dan saya bangun rumah di atasnya. saya saat ini ambil sewa 9tahun, yang cukup untuk saya+pasangan mengambil napas untuk kembali menabung untuk rumah sendiri. secara kalkulasi, 9 tahun akan cukup dengan ga terlalu ketat-ketat amat dalam keuangan. jadi, tantangan berikutnya adalah 'top up investasi' dan rumah ini. selebihnya adalah mengisi uang yang siap fluid jika terjadi apa2.

MELEPASKAN DIRI DARI RASA BERSALAH SEBAGAI BUDAK UANG
saya mencoba mengembangkan cara main baru untuk ini. saya anggarkan beberapa persen dari uang penghasilan saya untuk saya bagi GRATIS kepada yang membutuhkan. gratis sebenernya ga gratis2 amat (gratis itu buruk), tapi saya pinjamkan kepada orang yang membutuhkan, yang bagi mereka ini adalah utang tapi di dalam diri saya, saya set mental 'ga kembali pun ga apa-apa'. ini saya percaya akan sedikit melepaskan rasa bersalah saya sebagai budak pengejar uang (1 minggu 60-70 jam kerja). namun hidup saya tidak melulu tentang saya. saya sudah beristri, dan istri saya ga sepakat ama gaya saya ini. oh well, saya bete.

IN MY PRIME TIME: PELAJARAN 
prime time anda adalah kesempatan anda. momentum bergulirnya bola salju ini harus dimanfaatkan dan jangan sampai lewat begitu saya. untuk saya momentumnya adalah untuk membuka opportunity yang lebih besar, lebih menantang, dan lebih tahan lama. selain UANGNYA lebih besar. pengingat untuk saya sendiri: fokus kepada idealisasi hidup dan cita2.jangan lupa bersyukur kepada tuhan sang pemberi amanah dan pemberi kesempatan. jangan lupa berbagi.

bagaimana dengan anda? selamat berjuang.