mabuk kliyengan
nama aslinya idham, orang di daerah situ memanggilnya edhay. dia temen nongkrong saya di kios rokok di kampung. sehari-harinya orangnya baik, tapi ada satu sifat dia yang menonjol yaitu kalo kata orang jawa 'keminter' alias sok pinter dan berlagak sudah berhasil menyingkap rahasia hidup.
suatu hari saya dapati edhay dalam keadaan mabuk : matanya merah, aroma mulutnya alkohol, menyelipkan 'topi miring' dalam saku belakangnya, dan sempurna sudah, jalannya pun terhuyung-huyung sempoyongan.
apa yang terjadi dengan edhay, seorang yang mengaku sudah menyentuh intisari kehidupan itu? dia kepentok satu masalah yang menurut saya sederhana, yaitu merusakkan hp temannya. dia harus mengganti secepatnya tapi sedang kantong kosong. dia minta pinjam uang kepada saya, tapi saya tolak. dia tidak begitu saja menyerah, tapi melancarkan teknik 'ciptakan rasa bersalah' di saya, tetap saya tidak bergeming, ciptakan rasa 'bertanggung jawab' saya tetap tidak bergeming. bukan uang masalah ini, tapi attitude.
saya katakan pada dia, saya mau bantu dan ajak diskusikan jalan terbaik menurut apa yang saya nilai dari kasusnya. serta merta dia menampik tawaran saya dengan berkata 'leon, sori2 aja ya. tapi gw lebih ngerti apa yang gw butuhin dan gw lebih banyak makan asam garam hidup ketimbang loe yang dr keluarga dan hidupnya baik2 aja. sori2 kata men..' sambil menebarkan aura magis alkohol dari mulutnya.
saya lupa. betapa naifnya saya. orang mabuk tidak bisa diberi pandangan yang lain. kita akan membenturkan diri ke tembok batu jika melakukan hal tersebut. edhay ini saya sebut bukan sedang mabuk alkohol. alkohol hanyalah luarnya saja, secara jiwa ia sejatinya sedang mabuk jg. mabuk itu saya pikir sekarang ini ada 2 macam : ultra kanan yaitu euforia atau ultra kiri yaitu depressif (ntar jadi pengen cari literatur). keduanya memiliki titik yang tersentuh dengan tepat untuk menaikkan kadar mabuknya. kebetulan untuk edhay titiknya adalah 'harus tanggung jawab, tapi tidak ada resource untuk itu'. ada banyak titik (hot button ya?) yang berbeda untuk masing2 orang, dimana itu menurut saya merupakan kombinasi antara ego, harga diri, dan nilai2 yang dianut. seperti sifat seseorang yang 'ingin dianggap' karena mungkin di kehidupannya merasa tidak pernah dianggap atau merasa apa yang ia lakukan selalu salah di mata orang2 pentingnya, bayangkan saat menemukan seseorang dengan figur 'tokoh' dan untungnya, 'menganggap (penting) dia', hot button itu tertekan : berani tarohan ama saya kalo dia akan mabuk euforia kliyengan jg! (tapi jangan ajak taruhan saya apakah orang tersebut benar menganggap atau tidak.. karena ada pepatah 'kalau ada kesempatan, hyena pun akan berubah jadi singa' yang artinya sangat susah menilai tanpa pengamatan yang rinci..karena jawabannya bisa apa saja)
menurut hemat gw, orang mabuk cuman butuh didukung setiap katanya. dukung dalam kemabukannya, karena hanya itu yang ingin didengar olehnya. sehingga kata-kata penutup kepada edhay untuk menyudahi pembicaraan kita sore itu adalah 'iya dhay itu dalam pandangan cupu gw.sori men semoga lo cepet dapat pinjeman uang'
beres2 tas, bayar teh botol dan rokok, langsung pulang. apapun lah, gw pengen mandi dulu dhay!
suatu hari saya dapati edhay dalam keadaan mabuk : matanya merah, aroma mulutnya alkohol, menyelipkan 'topi miring' dalam saku belakangnya, dan sempurna sudah, jalannya pun terhuyung-huyung sempoyongan.
apa yang terjadi dengan edhay, seorang yang mengaku sudah menyentuh intisari kehidupan itu? dia kepentok satu masalah yang menurut saya sederhana, yaitu merusakkan hp temannya. dia harus mengganti secepatnya tapi sedang kantong kosong. dia minta pinjam uang kepada saya, tapi saya tolak. dia tidak begitu saja menyerah, tapi melancarkan teknik 'ciptakan rasa bersalah' di saya, tetap saya tidak bergeming, ciptakan rasa 'bertanggung jawab' saya tetap tidak bergeming. bukan uang masalah ini, tapi attitude.
saya katakan pada dia, saya mau bantu dan ajak diskusikan jalan terbaik menurut apa yang saya nilai dari kasusnya. serta merta dia menampik tawaran saya dengan berkata 'leon, sori2 aja ya. tapi gw lebih ngerti apa yang gw butuhin dan gw lebih banyak makan asam garam hidup ketimbang loe yang dr keluarga dan hidupnya baik2 aja. sori2 kata men..' sambil menebarkan aura magis alkohol dari mulutnya.
saya lupa. betapa naifnya saya. orang mabuk tidak bisa diberi pandangan yang lain. kita akan membenturkan diri ke tembok batu jika melakukan hal tersebut. edhay ini saya sebut bukan sedang mabuk alkohol. alkohol hanyalah luarnya saja, secara jiwa ia sejatinya sedang mabuk jg. mabuk itu saya pikir sekarang ini ada 2 macam : ultra kanan yaitu euforia atau ultra kiri yaitu depressif (ntar jadi pengen cari literatur). keduanya memiliki titik yang tersentuh dengan tepat untuk menaikkan kadar mabuknya. kebetulan untuk edhay titiknya adalah 'harus tanggung jawab, tapi tidak ada resource untuk itu'. ada banyak titik (hot button ya?) yang berbeda untuk masing2 orang, dimana itu menurut saya merupakan kombinasi antara ego, harga diri, dan nilai2 yang dianut. seperti sifat seseorang yang 'ingin dianggap' karena mungkin di kehidupannya merasa tidak pernah dianggap atau merasa apa yang ia lakukan selalu salah di mata orang2 pentingnya, bayangkan saat menemukan seseorang dengan figur 'tokoh' dan untungnya, 'menganggap (penting) dia', hot button itu tertekan : berani tarohan ama saya kalo dia akan mabuk euforia kliyengan jg! (tapi jangan ajak taruhan saya apakah orang tersebut benar menganggap atau tidak.. karena ada pepatah 'kalau ada kesempatan, hyena pun akan berubah jadi singa' yang artinya sangat susah menilai tanpa pengamatan yang rinci..karena jawabannya bisa apa saja)
menurut hemat gw, orang mabuk cuman butuh didukung setiap katanya. dukung dalam kemabukannya, karena hanya itu yang ingin didengar olehnya. sehingga kata-kata penutup kepada edhay untuk menyudahi pembicaraan kita sore itu adalah 'iya dhay itu dalam pandangan cupu gw.sori men semoga lo cepet dapat pinjeman uang'
beres2 tas, bayar teh botol dan rokok, langsung pulang. apapun lah, gw pengen mandi dulu dhay!
1 Comments:
kalo gwa mabok cuma pen liat kasur ama bantal dan tepar 2 hari ga bangun2.
sayangnya, 2 hari itu teuteup lagi2 cuma 4 jam sahaja.
Post a Comment
<< Home